Seringkali ketika anak kita didiagnosa scoliosis, kita mengharapkan anak agar memiliki komitmen dan disiplin dalam memakai brace. Namun, pada kenyataannya tidak mudah membuat anak tahan memakai brace.
Ada beberapa hal yang membuat anak sulit memakai brace:
- Denial. Ketika fase awal menerima diagnosa dan harus memakai brace, anak mengalami fase denial terhadap kondisinya. Terutama karena ia harus memakai brace dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, ia berusaha menolak memakai brace atau tidak mau memakai dalam waktu panjang.
- Ada masalah keluarga yang belum selesai. Seringkali keluarga yang tidak kondusif bisa mempengaruhi komitmen anak dalam memakai brace karena emosi dan perhatiannya teralihkan pada masalah tersebut.
- Ada masalah lain di situasi yang berbeda, seperti masalah di sekolah, teman-teman, atau hal lainnya. Perhatikan bahwa anak juga memiliki masalahnya sendiri.
- Potensi action-out atau mencari perhatian orang sekitarnya.
- Anak yang bergantung pada orang lain untuk memberikan kebutuhan emosinya.
- Treatment yang panjang dan sulit untuk dilakukan.
Untuk itulah sebagai orang tua, kita perlu untuk memperhatikan faktor emosi anak. Tubuh kita pada dasarnya merespon kesehatan melalui 4 hal, yaitu mental, fisik, emosi, dan spiritual. Jika dari keempat faktor tersebut ada yang tidak seimbang atau merasa stres, maka akan merasakan emosi yang negatif. Jika seimbang atau merasa relaks, maka akan merasakan emosi yang positif. Seringkali orang tua fokus pada faktor fisik, sehingga lupa ada faktor emosi yang juga penting. Penting bagi anak untuk melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, menulis jurnal, menjalankan hobi agar bisa merasa lebih relaks dalam menjalani treatment-nya.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak berkomitmen memakai brace:
- Tahu program dan detil pemakaiannya. Dampingi anak ketika harus melakukan treatment atau ketika berkonsultasi dengan dokter sehingga kita memahami mengenai programnya dan apa yang akan dihadapinya.
- Jadikan hal tersebut kepentingan keluarga. Jadikan masalah scoliosis dan pemakaian brace ini menjadi kepentingan bersama sehingga anak mendapatkan dukungan dan perhatian dari seluruh anggota keluarga agar tidak merasa menjalaninya sendirian.
- Sosialisasi. Tetap berinteraksi dan beraktivitas seperti biasa. Brace tidak menghalangi anak untuk bersosialisasi seperti biasa. Orang tua bisa membantu dengan memberitahu sekolah mengenai kondisi anak sehingga sekolah juga bisa memberi edukasi kepada para guru dan murid-murid lainnya.
- Memakai timer. Setiap anak mempunyai durasi per hari untuk memakai brace, sama-sama pasang timer untuk memastikan anak memakai brace di dalam durasi yang disepakati.
- Jadi lebih fashionable. Bantu anak untuk tetap merasa bisa fashionable dengan penampilannya walau harus memakai brace. Jangan biarkan anak merasa bahwa saat ini pakaiannya terbatas dan terlihat aneh jika memakai brace.
Jika merasa pemakaian brace ini menyakitkan, konsultasikan dengan para profesional. Perhatikan juga masalah emosional anak. Jika terlihat ada perubahan yang signifikan, segera hubungi psikolog, ya.
Naomi Ernawati Lestari, M.Psi – Psikolog Scoliosis